Oemah Cengloe

Tik.tok.tik.tok. jam dinding di kamarnya tak berhenti berdetak. kamarnya berantakan. pintu dan jendela tertutup. gelap dan lembab. tak disangka ada manusia bertahan hidup di dalamnya. wajahnya pucat. terbujur lemas di atas kasur tipis berkutu. matanya sayu, dengan lingkaran hitam di bawahnya. hasil dari begadang tujuh hari tujuh malam.


Dramatis, memang. dia tak bisa tidur. insomnia, katanya. obat tidur telah ditelannya, namun tak berhasil. paling lama setengah jam dirinya tertidur. menghitung domba, dilakoninya tiap malam. nihil hasilnya. hingga jutaan domba, tapi matanya tak jua mengantuk.

Penyakit ini dideranya seminggu yang lalu. tak banyak yang tahu apa penyebabnya. tapi dari mulutnya berkoar dia menderita penyakit kesendirian akut. tak punya siapapun untuk berbagi. untuk diajak mengerti, memahami, atau bahkan mendengarnya. terpuruk dalam jurang kesepian, itu yang dialaminya kini. ah, malang benar.

Malam kedelapan. kembali dijalaninya ritual menghitung domba. pikirannya melayang ke binatang berbulu gimbal, yang tengah berlarian di padang rumput. hingga hitungan enam ribu empat ratus lima, pikirannya bertemu dengan domba berwarna merah muda. aih, mirip babi, tapi berbulu gimbal. aneh benar!

Dia tertawa. dipegangi perutnya, yang geli setengah mati. tak dinyana, si domba melotot ke arahnya. tak hanya melotot, si domba juga berteriak memarahinya. kaget bukan main, rasanya.

Dialihkan pandangannya pada jam dinding yang menunjuk pukul dua pagi. tapi ternyata si domba tak mau pergi. justru semakin nyata. kini si domba muncul di hadapannya. bahkan bulu domba menyentuh ujung kakinya.

Ini nyata. ada domba di kamarku, ujarnya. dikerjap-kerjapkan matanya, domba masih ada. diacak-acak mukanya, domba masih ada. ditarik rambutnya, dipijit keningnya, hingga dibentur-benturkan kepalanya, domba juga masih ada.

Frustasi setengah mati, diajaknya domba berbicara. ternyata bisa! domba paham masalah ekonomi, politik, kebudayaan, pendidikan, bahkan kepariwisataan. menakjubkan! ketika ditanya soal gosip selebritis pun, si domba menguasai. aih...domba macam apa ini?

Tak masalah, ini domba jenis apa. yang jelas, aku tak lagi sendiri, pikirnya. ada domba untuk berbagi cerita. menganalisis masalah, hingga mencari solusi, didiskusikan di malam-malam selanjutnya. tak jarang, diselingi mengerjakan soal matematika dan merancang rumus-rumus kimia.
***
Aku terpaku. aneh benar pikiranku malam ini. bertemu dengan domba yang bisa bicara. ah, sendiri kala malam, kadang membuat pikiranku melayang tak jelas. imaji gila berkeliaran. ngalor-ngidul. tercipta suara, sahut-menyahut. suaraku sendiri.

Namun inilah kebebasan. pikiranku bebas mengembara. tanpa dibatasi norma dan aturan kehidupan. kunamai ini hasrat kreatifitas. kusalurkan hasratku, hingga tercipta sesuatu.

Pagi menjelang. kudapati lukisan padang rumput. dan setumpukan kertas. kubaca. ternyata tulisanku. soal manusia insomnia yang bertemu domba. aku tertawa. aku berkarya! (Nara)

Categories:

Leave a Reply