Oemah Cengloe

Setiap kisah percintaan punya kegilaannya sendiri-sendiri. Tapi, apa jadinya jika orang gila ternyata mencintai orang waras.

Dan tanyakanlah bagaimana rasanya menerima cinta dari seseorang yang gila? Atau bagaimana rasanya hidup satu atap dengan orang gila yang dicintanya? Tanyakan semua itu pada Wasniah (50) saja.

Sudah berbulan-bulan, perempuan asal Majalangu Kecamatan Watukumpul, Pemalang hidup dengan suaminya, Rachmat Hidayat (31). Seorang tukang becak yang divonis gila.

Saat menemani suaminya 'menginap' di Rumah Sakit Khusus Jiwa dan Narkotika (RSKJN) H Mustajab di Desa Bungkanel Purbalingga, untuk melakukan pengobatan, Wasniah pun tak ragu menunjukan kemesraan dengan suaminya. Keduanya kerap saling melempar senyum.

"Waktu itu, dia sering mengunjungi adiknya di pondok pesantren dan saya sedang jualan dia sedang parah-parahnya. Sejak itu, jadi sering ketemu," kenang Wasniah soal awal perjumpaan keduanya.

Ibu lima anak dan 11 cucu itu pun menuturkan, saat keduanya mulai semakin dekat, pria asal Kalimas Randudongkal, Pemalang itu sedang gila-gilanya. "Seneng mlayu-mlayu ora klamben," kata Wasniah sambil tertawa geli.

Sementara Rachmat hanya senyam-senyum seraya melempar tatapan kosong, Wasniah yang siang itu berbaju biru, kembali bercerita tentang detik-detik dirinya dilamar sang suami tercinta. Saat itu, di rumah Rachmat, hanya ada dua sejoli itu. Orang tua Rachmat, kata Wasniah, hanya mengintip dari luar.

"Aku cinta karo kowe sampai mati. Aku sadar nek aku Rachmat," ujar Wasniah menirukan lamaran Rachmat.

Seketika itu, Rachmat pun tersenyum, seakan malu, mendengar si istri mengucapkan kata-kata itu. "Aku memang cinta dia," tandas Rachmat.

Tapi, sejurus dengan drama percintaan abadi, Romeo and Juliet, pun demikian dengan jalan cinta Wasniah dan Rachmat. Jalan pasangan dari Randudongkal itu, juga mendapatkan tentangan. Terutama dari anak-anak Wasniah sendiri.

"Tadinya tidak boleh sama anak pertama saya. Terutama karena Mas Rachmat gila. Tapi, setelah rembugan dengan bapaknya Mas Rachmat, akhirnya diperbolehkan," ucap perempuan yang sudah 10 hari menemani sang suami rawat inap di RSKJN H Mustajab.

Meski mulanya, menerima lamaran lantaran kasihan, sekarang Wasniah mengaku semakin mencintai Rachmat. Meski dia kerap dicibir tetangga-tetangganya. "Mboten wedi, mboten nyesel. Wong sampun dados jodone," pungkasnya sambil menatap Rachmat dalam-dalam. *immo*

Categories:

Leave a Reply