Oemah Cengloe

Hidup itu seperti labirin. Ada banyak jalan bercabang. Beberapa jalan memang lurus dan mulus. Tapi banyak juga jalan berlubang dan terjal. Kadangkala disertai tanjakan atau nuansa jurang di kanan kiri jalan.

Ada jalan yang punya lampu penerangan. Tapi banyak juga yang gelap gulita. Yah, hampir sama dengan jalan raya di kehidupan nyata. Ada lampu merah, rambu-rambu lalu lintas, zebra cross, bahkan trotoar.

Kebanyakan manusia pasti lebih suka jalan terang. Tahu jalan ini menuju kemana. Namun jalan terang itu jarang banget ditemui. Cermati aja, kalau kita lagi jalan-jalan naik kendaraan, banyak jalan tanpa lampu. Tanpa rambu-rambu. Berlubang. Bahkan belum diaspal. Ah, kadang geram juga dengan pemerintah, gara-gara jalan rusak, bikin banyak kecelakaan.

Ya, kecelakaan, musibah, bisa terjadi kapan saja. Tanpa kita tahu. Kita bisa aja, tiba-tiba keserempet motor, ketabrak mobil, atau bahkan masuk jurang. Tangan bisa patah, kaki diamputasi, amnesia, atau bahkan lumpuh.

Kalau kecelakaan, tak jarang emosi membuncah. Saling menyalahkan, teriak minta ganti rugi, lapor polisi, hingga nangis-nangis gara-gara ada yang mati.

Tapi itulah hidup. Ada banyak jalan. Terang atau gelap, kadangkala bisa jadi sebuah pilihan. Namun bisa jadi bukan. Jalan terjal, tanjakan, berlubang, dan gelap bisa jadi sebuah jalan yang niscaya kita lalui.

Tenang saja, meski sulit, ada rambu-rambu kehidupan. Tafsirkan rambu-rambu dengan otak dan hati kita. Dan bukan hal yang tabu untuk menyebrang. Ada zebra cross yang siap setiap saat untuk dilalui.

Tapi, kalau jalan itu sempit, benturan emang kadang bisa terjadi. Ada kendaraan dari arah berlawanan. Tinggal pilih, tabrak atau berhenti. Masih ada trotoar untuk menepi. Istirahat sejenak dan dinginkan pikiran. Ego boleh saja, tapi jangan sampai kendaraan yang sedang kita tumpangi mencelakai orang lain.

Labirin memang rumit. Membingungkan. Mengerikan. Mematikan. Namun juga menarik. Menggugah rasa ingin tahu. Mendebarkan. Mencengangkan. Membahagiakan. Boleh jadi, manusia merasa labirin tak punya jalan keluar. Namun, setiap manusia boleh punya tujuan.

Ah, penting memang menentukan sebuah tujuan. Mau pergi kemana? Kalimantan, Bali, Papua, atau bahkan menjelajah semuanya. Jadi tinggal tentukan, kemana kaki ini akan melangkah. Itulah arah kehidupan. Sebuah semangat untuk mencapai tujuan, bukan mencari jalan keluar. (.Nara.)

Categories:

Leave a Reply