Oemah Cengloe

Sepuluh tahun yang lalu, layang-layang meupakan salah satu permainan terfavorit bagi anak-anak. Panasnya sinar mentari, tidak membuat mereka takut. Justru panas itu akan hilang, dikalahkan oleh kesenangan dan kegembiraan. Ada semacam kebanggaan tersendiri saat bisa menerbangkan layang-layang ke udara. Meskipun terlihat gampang, namun tidak semua anak bisa melakukannya, diperlukan keuletan dan kesabaran. Selain itu, ketepatan dalam memprediksi besar-kecilnya angin yang datang, juga berpengaruh dalam keberhasilan menaikan layang-layang.

Meskipun, kelihatan panas dan kotor, ternyata permainan tradisional ini mempunyai banyak manfaat. Selain membuat anak-anak semakin ulet dan sabar, bermain layang-layang melatih kerja sama dengan orang lain. Juga membuat anak-anak menjadi bergerak aktif. Hal itu akan membuat badan mereka semakin sehat.

Namun, kini keadaan semua berbalik. Akhir-akhir ini, semakin jarang saja ditemukan anak-anak yang bermain layang-layang. Sebagian besar dari mereka lebih memilih duduk di depan televisi,- yang mampu menyajikan berbagai tayangan yang menarik dan menghibur. Penelitian Yayasan Pengembangan Media Anak (YPMA) pada tahun 2006 menunjukan, jumlah jam menonton tv pada anak-anak sekolah dasar berkisar 30-35 jam seminggu. Jumlah waktu yang terlalu besar untuk hiburan yang kurang sehat.

Banyaknya tayangan tv yang tidak cocok buat anak-anak, seperti tayangan yang bertemakan seksualitas dan kekerasan, jelas tidak bisa dibiarkan begitu saja. Apabila dibiarkan, akan menimbulkan dampak negatif bagi anak-anak. Terganggunya kesehatan psikologis anak, meningkatnya individualisme, dan terancamnya keselamatan jiwa. Bukankah sudah banyak anak-anak yang meninggal dunia lantaran meniru berbagai adegan di tv.

Melihat banyaknya bukti yang membenarkan betapa bahayanya dampak negatif tv bagi adik, atau tetangga kita. Maka itu, sudah saatnya kita mengurangi intensitas menonton tv dan beralih pada hiburan yang lebih bermanfaat. Tentu saja semua itu demi peningkatan kualitas hidup kita. Salah satunya, bermain layang-layang seperti sepuluh tahun lalu, yang penuh keceriaan dan tawa.

kiriman ; Salit Purbarani

Categories:

Leave a Reply